Penjual Warung Kopi, Nyambi Jual Sabu-sabu.

Kabar7news.com-surabaya. Ada-ada saja ulah bandar sabu-sabu untuk mengelabuhi petugas. Heri warga Kedungmangu, Surabaya harus berurusan dengan petugas. Pasalnya, kakek berusia 53 tahun ini tertangkap menjual sabu-sabu. Uniknya, agar usaha haramnya ini tidak diendus oleh petugas, dia menyaruh menjadi penjual kopi di sebuah warkop.

"Pelaku memang sudah lama mengedarkan sabu di warungnya. Dan kami mengetahui sepak terjangnya dari informasi masyarakat," kata Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Suparti, Rabu (26/6/2013).

Dari penyidikkan sementara, Heri mengaku mendapatkan barang haram ini dari seorang bandar yang berada di Jakarta. Sedangkan untuk transaksinya, ia datang sendiri ke Jakarta. Dalam transaksi ini tanpa melalui jasa seorang kurir.

Saat penangkapan ini, Polisi berhasil menyita 12 paket sabu siap jual di warung kopi milik Heri. Barang haram itu diamankan berserta alat hisap dan satu unit timbangan.

Selain menangkap Heri, dari pengembangan kasus tersebut Polisi juga menangkap dua pengedar lainnya. Mereka adalah Sony (32) Warga Kedungjaya, Benowo.

Dari penangkapan tersangka ini polisi berhasil menyita barang bukti berupa 2,42 gram sabu, 2 unit timbangn dan alat hisap. Kemudian Choirul (34) warga Sidotopo Jaya, Surabaya, dengan barang bukti 1,4 gram sabu, 1 timbangan elektronik dan seperangkat alat hisap.

"Untuk pengedar yang ada di Jakarta, kita akan melakukan koordinasi dengan kepolisian setempat untuk membekuk pengedar yang ada di Jakarta. Saat ini kami masih melakukan pengembangan terkait jaringan lain para tersangka ini," tandas Mantan Kapolsek Asemrowo                                         (Ir/sb-sindonews)                                                                                                                                                                                                 

Ditemukan Bocah Penderita HIV/AIDS Sengaja Dibuang.

Kabar7news.com-Blitar. Seorang bocah                perempuan berusia lima tahun yang diduga sengaja dibuang orang tuanya, di komplek Pasar Legi, Kota Blitar positif mengidap HIV/AIDS.
DPRD Kota Blitar meminta dinas terkait untuk memberikan perawatan medis secara layak. Sebab, didalam kondisi sakit akibat penyakit penyerta diare dan gangguan pernafasan, tersiar kabar si bocah akan "dibuang" ke Papua.
                                                                                "Karena sekarang posisinya di sini (Kota Blitar). Maka pemkot harus bertanggung jawab penuh atas kondisi kesehatanya," ujar anggota Komisi I DPRD Kota Blitar Supriyono, kepada wartawan, Rabu (26/6/2013).
Bocah bernasib malang itu, kini berada di RSU Mardi Waluyo Blitar. Sejak ditemukan beberapa pekan yang lalu, petugas belum bisa mengorek identitasnya.
                                                                                                                                                                 Belum diketahui nama, siapa orang tuanya, dan darimana si bocah berasal. Sebab yang bersangkutan hanya menangis dan tidak bersedia bicara.
Dari hasil pemeriksaan medis, bocah bertubuh kurus itu positif terjangkit virus HIV/Aids. Dipastikan ia terlahir dari orang tua yang hidup dengan HIV/Aids (Odha).
                                                                                                                                                             Menurut Supriyono, kasus ini tengah menjadi perhatian serius kalangan legislatif. Dia tidak berharap dinas akan lepas tangan dengan alasan apapun. Sebab, di dalam pos anggaran dinas sosial tenaga kerja, terdapat dana untuk menanggulangi masalah sosial seperti ini.
"Jangan sampai muncul tudingan pemerintah telah menelantarkan anak penderita HIV/Aids yang sebelumnya sudah ditelantarkan orang tuanya," tegas Supriyono.
                                                                                                                                                                  Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar Ngesti Utomo membenarkan adanya wacana membawa bocah HIV/Aids tersebut ke panti khusus yang berada di Papua, atau Bogor Jawa Barat. Namun semua itu masih dalam pertimbangan, mengingat kondisi kesehatan si bocah relatif mengkhawatirkan.
"Yang pasti kita akan memulihkan dulu kesehatanya. Karenanya, saat ini diberikan perawatan yang intensif. Kalau memang semuanya berjalan baik, baru dipertimbangkan langkah berikutnya membawa panti khusus penderita HIV/Aids di Jawa Barat atau Papua," ujarnya.                                  
 (Ir/sb-sindonews)
 

Wagub Minta PMII Berperan dalam Era Globalisasi

Kabar7news.com-surabaya. Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf minta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berperan dalam era globalisasi. Peran yang dimaksud adalah membantu pemerintah berjuang demi rakyat agar menjadi pemenang di era pedagangan bebas.
                                                                             ``PMII harus bisa memberi kontribusi dan peran nyata untuk membantu pemerintah berjuang demi rakyat di era globalisasi`` kata Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim saat Pra Munas Ke-5 Ikatan Alumni (Ika) PMII di Museum NU Jl. Gayungsari Surabaya, Selasa (25/6).
Era globalisasi merupakan era ``Merdeka sekali``. Artinya era tersebut adalah era yang dikuasai oleh pasar bebas. Semua orang dari seluruh dunia dapat masuk ke Indonesia untuk mencari pekerjaan atau berdagang. Kondisi ini menyebabkan persaingan antara sesama orang lokal ataupun dengan orang asing. Sehingga pemenangnya adalah orang-orang yang bisa membeli/memiliki uang.
                                                                                                                                                              ``Ibaratnya di era globalisasi, kita dihadapkan sebuah pilihan bahwa yang menjadi pemenang adalah orang yang bisa membeli. Jadi meskipun Anda butuh tapi anda tidak bisa membeli, anda tidak akan dilayani. Sebaliknya, anda tidak butuh tapi anda bisa membeli, anda akan dilayani`` katanya.
Menghadapi era tersebut, Pemprov telah mengambil kebijakan agar rakyat tetap menjadi pemenang di negeri sendiri. Contohnya adalah kebijakan menolak impor buah-buahan, daging, dan menggalakkan penggunaan produk-produk dalam negeri.
                                                                                                                                                             ``Kebijakan tersebut adalah upaya pemerintah untuk menjadikan rakyat sejahtera dan menjadi pemenang di negeri sendiri. Tapi kami rasa itu saja tidak cukup. Kami perlu elemen-elemen lain untuk membantu pemerintah. Termasuk PMII.`` katanya.
                                                                                                                                                                      PMII harus memberi kontribusi dan berperan nyata dalam membantu pemerintah untuk berjuang demi rakyat di era globalisasi. Diantaranya dengan membangun perdagangan ekonomi lewat pemberdayaan kader-kadernya di sektor UKM, membangun pertanian, dan mendidik akhlak generasi  muda muda agar tidak terjerumus ke budaya asing. Juga menjaga kerukunan antar umat beragama serta mengimplementasikan empat pilar kebangsaaan. Yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
                                                                                                                                                                ``Kami minta PMII bisa melaksanakan seluruh hal tersebut di tengah-tengah masyarakat. Hidup PMII..!!!`` ujarnya.
Sekretaris Pengurus Besar IKA-PMII, Effendi Choiri mengatakan, pihaknya beserta seluruh kader PMII siap melaksanakan permintaan Gus Ipul. Disampaikannya, Munas PMII akan membahas tentang penguatan organisasi dan kader-kader PMII yang merupakan calon pemimpin bangsa. ``Munas Ke-5 PMII dihadiri oleh kader-kader kelas satu yang akan membahas ketatanegaraan Indonesia`` pungkasnya.(Ir-/keminfojatim)


Penjual Warung Kopi, Nyambi Jual Sabu-sabu.

Kamis, Juni 27, 2013 Reporter: Unknown
Kabar7news.com-surabaya. Ada-ada saja ulah bandar sabu-sabu untuk mengelabuhi petugas. Heri warga Kedungmangu, Surabaya harus berurusan dengan petugas. Pasalnya, kakek berusia 53 tahun ini tertangkap menjual sabu-sabu. Uniknya, agar usaha haramnya ini tidak diendus oleh petugas, dia menyaruh menjadi penjual kopi di sebuah warkop.

"Pelaku memang sudah lama mengedarkan sabu di warungnya. Dan kami mengetahui sepak terjangnya dari informasi masyarakat," kata Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Suparti, Rabu (26/6/2013).

Dari penyidikkan sementara, Heri mengaku mendapatkan barang haram ini dari seorang bandar yang berada di Jakarta. Sedangkan untuk transaksinya, ia datang sendiri ke Jakarta. Dalam transaksi ini tanpa melalui jasa seorang kurir.

Saat penangkapan ini, Polisi berhasil menyita 12 paket sabu siap jual di warung kopi milik Heri. Barang haram itu diamankan berserta alat hisap dan satu unit timbangan.

Selain menangkap Heri, dari pengembangan kasus tersebut Polisi juga menangkap dua pengedar lainnya. Mereka adalah Sony (32) Warga Kedungjaya, Benowo.

Dari penangkapan tersangka ini polisi berhasil menyita barang bukti berupa 2,42 gram sabu, 2 unit timbangn dan alat hisap. Kemudian Choirul (34) warga Sidotopo Jaya, Surabaya, dengan barang bukti 1,4 gram sabu, 1 timbangan elektronik dan seperangkat alat hisap.

"Untuk pengedar yang ada di Jakarta, kita akan melakukan koordinasi dengan kepolisian setempat untuk membekuk pengedar yang ada di Jakarta. Saat ini kami masih melakukan pengembangan terkait jaringan lain para tersangka ini," tandas Mantan Kapolsek Asemrowo                                         (Ir/sb-sindonews)                                                                                                                                                                                                 

Read more...

Ditemukan Bocah Penderita HIV/AIDS Sengaja Dibuang.

Kamis, Juni 27, 2013 Reporter: Unknown
Kabar7news.com-Blitar. Seorang bocah                perempuan berusia lima tahun yang diduga sengaja dibuang orang tuanya, di komplek Pasar Legi, Kota Blitar positif mengidap HIV/AIDS.
DPRD Kota Blitar meminta dinas terkait untuk memberikan perawatan medis secara layak. Sebab, didalam kondisi sakit akibat penyakit penyerta diare dan gangguan pernafasan, tersiar kabar si bocah akan "dibuang" ke Papua.
                                                                                "Karena sekarang posisinya di sini (Kota Blitar). Maka pemkot harus bertanggung jawab penuh atas kondisi kesehatanya," ujar anggota Komisi I DPRD Kota Blitar Supriyono, kepada wartawan, Rabu (26/6/2013).
Bocah bernasib malang itu, kini berada di RSU Mardi Waluyo Blitar. Sejak ditemukan beberapa pekan yang lalu, petugas belum bisa mengorek identitasnya.
                                                                                                                                                                 Belum diketahui nama, siapa orang tuanya, dan darimana si bocah berasal. Sebab yang bersangkutan hanya menangis dan tidak bersedia bicara.
Dari hasil pemeriksaan medis, bocah bertubuh kurus itu positif terjangkit virus HIV/Aids. Dipastikan ia terlahir dari orang tua yang hidup dengan HIV/Aids (Odha).
                                                                                                                                                             Menurut Supriyono, kasus ini tengah menjadi perhatian serius kalangan legislatif. Dia tidak berharap dinas akan lepas tangan dengan alasan apapun. Sebab, di dalam pos anggaran dinas sosial tenaga kerja, terdapat dana untuk menanggulangi masalah sosial seperti ini.
"Jangan sampai muncul tudingan pemerintah telah menelantarkan anak penderita HIV/Aids yang sebelumnya sudah ditelantarkan orang tuanya," tegas Supriyono.
                                                                                                                                                                  Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar Ngesti Utomo membenarkan adanya wacana membawa bocah HIV/Aids tersebut ke panti khusus yang berada di Papua, atau Bogor Jawa Barat. Namun semua itu masih dalam pertimbangan, mengingat kondisi kesehatan si bocah relatif mengkhawatirkan.
"Yang pasti kita akan memulihkan dulu kesehatanya. Karenanya, saat ini diberikan perawatan yang intensif. Kalau memang semuanya berjalan baik, baru dipertimbangkan langkah berikutnya membawa panti khusus penderita HIV/Aids di Jawa Barat atau Papua," ujarnya.                                  
 (Ir/sb-sindonews)
 


Read more...

Wagub Minta PMII Berperan dalam Era Globalisasi

Kamis, Juni 27, 2013 Reporter: Unknown
Kabar7news.com-surabaya. Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Saifullah Yusuf minta Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia berperan dalam era globalisasi. Peran yang dimaksud adalah membantu pemerintah berjuang demi rakyat agar menjadi pemenang di era pedagangan bebas.
                                                                             ``PMII harus bisa memberi kontribusi dan peran nyata untuk membantu pemerintah berjuang demi rakyat di era globalisasi`` kata Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim saat Pra Munas Ke-5 Ikatan Alumni (Ika) PMII di Museum NU Jl. Gayungsari Surabaya, Selasa (25/6).
Era globalisasi merupakan era ``Merdeka sekali``. Artinya era tersebut adalah era yang dikuasai oleh pasar bebas. Semua orang dari seluruh dunia dapat masuk ke Indonesia untuk mencari pekerjaan atau berdagang. Kondisi ini menyebabkan persaingan antara sesama orang lokal ataupun dengan orang asing. Sehingga pemenangnya adalah orang-orang yang bisa membeli/memiliki uang.
                                                                                                                                                              ``Ibaratnya di era globalisasi, kita dihadapkan sebuah pilihan bahwa yang menjadi pemenang adalah orang yang bisa membeli. Jadi meskipun Anda butuh tapi anda tidak bisa membeli, anda tidak akan dilayani. Sebaliknya, anda tidak butuh tapi anda bisa membeli, anda akan dilayani`` katanya.
Menghadapi era tersebut, Pemprov telah mengambil kebijakan agar rakyat tetap menjadi pemenang di negeri sendiri. Contohnya adalah kebijakan menolak impor buah-buahan, daging, dan menggalakkan penggunaan produk-produk dalam negeri.
                                                                                                                                                             ``Kebijakan tersebut adalah upaya pemerintah untuk menjadikan rakyat sejahtera dan menjadi pemenang di negeri sendiri. Tapi kami rasa itu saja tidak cukup. Kami perlu elemen-elemen lain untuk membantu pemerintah. Termasuk PMII.`` katanya.
                                                                                                                                                                      PMII harus memberi kontribusi dan berperan nyata dalam membantu pemerintah untuk berjuang demi rakyat di era globalisasi. Diantaranya dengan membangun perdagangan ekonomi lewat pemberdayaan kader-kadernya di sektor UKM, membangun pertanian, dan mendidik akhlak generasi  muda muda agar tidak terjerumus ke budaya asing. Juga menjaga kerukunan antar umat beragama serta mengimplementasikan empat pilar kebangsaaan. Yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.
                                                                                                                                                                ``Kami minta PMII bisa melaksanakan seluruh hal tersebut di tengah-tengah masyarakat. Hidup PMII..!!!`` ujarnya.
Sekretaris Pengurus Besar IKA-PMII, Effendi Choiri mengatakan, pihaknya beserta seluruh kader PMII siap melaksanakan permintaan Gus Ipul. Disampaikannya, Munas PMII akan membahas tentang penguatan organisasi dan kader-kader PMII yang merupakan calon pemimpin bangsa. ``Munas Ke-5 PMII dihadiri oleh kader-kader kelas satu yang akan membahas ketatanegaraan Indonesia`` pungkasnya.(Ir-/keminfojatim)



Read more...